Powered by Blogger.

3 Pantai Indah Yang Jarang Diketahui adalah Ngobaran...Nguyahan...Ngrenehan...

Friday, November 26, 2010

pasca erupsi Merapi 2010.....pariwisata Jogja kudu digalakkan kembali. Dijamin....Jogja aman



Alhamdulillah…..diberi kesempatan untuk menjelajahi pantai2 di wilayah Gunungkidul lagi. Dengan jarak sekitar 65km dari kota Jogja dan ditempuh selama kurang lebih 2 jam, tiga deret pantai ini terletak di sebelah barat deretan pantai Baron, Kukup, Krakal, Sundak yang notabene merupakan pantai yg lazim dikunjungi. Uniknya…tiga pantai ini memiliki karakteristik yg berbeda-beda sehingga memberikan nuansa yang membuat kita ingin mencari tahu lebih dalam mengenai seluk beluk pantai2 ini.

Akses menuju pantai2 ini cukup mudah mengingat jalan yg sudah diaspal dengan baik walaupun ada beberapa titik kerusakan ketika kita telah mendekati wilayah pantai. Untuk mencapainya, kita bisa melalui jalur Imogiri-Panggang ataupun dengan menyusuri Jalan Wonosari. Kalau memilih Jalan Wonosari, patokan pertama dan utamanya adalah memilih persimpangan ke kanan ketika kita telah mencapai traffic lights pertigaan Lapangan Gading (lapangan terbang di Gunungkidul). Jalanan relatif lebih sepi dibanding dengan jalan menuju Pantai Baron dkk. Sedikit hambatan adalah kurangnya penunjuk jalan menuju pantai Ngrenehan dkk, kadang kita harus menggunakan “GPS tradisional” alias bertanya kepada warga sekitar agar tidak kesasar. Sampai di wilayah Namberan, terdapat sebuah telaga buatan yang mengharuskan kami untuk berhenti sejenak karena cukup takjub dengan pemandangannya. Pohon2 besar dengan kanopi nya yg rindang, warga yang sibuk memanfaatkan air telaga untuk mandi, mencuci, dan memancing…..memberikan nuansa yg sungguh tidak akan didapatkan di perkotaan.

Spoiler for telaga di Namberan:


Spoiler for aktivitas warga di telaga:


Spoiler for aktivitas warga di telaga:


Pantai Ngobaran…

Jalan masuk menuju Pantai Ngobaran memang kecil, bergelombang, dan juga becek…akan tetapi dapat dimasuki kendaraan roda 4.

Spoiler for jalan masuk Pantai Ngobaran:


Keunikan utama dari pantai ini adalah nuansa multikultural yg nampak jelas dengan adanya berbagai bangunan peribadatan dari beberapa kepercayaan yg dianut orang2 di negeri ini. Dari bincang2 yg saya lakukan dengan warga sekitar, dijelaskan bahwa setidaknya terdapat 4 tempat peribadatan dari kepercayaan yang berbeda yaitu Hindu, Kejawan, Kejawen, dan Islam. Bangunan yg menurut saya paling unik adalah Masjid Aolia, yaitu masjid yang “mihrab” alias tempat imamnya mengarah ke selatan ke laut lepas (nah lo…what the maksud coba???)

Namun yang pasti, walaupun arah masjid nya ke selatan….warga sekitar yg melakukan sholat disana tetap mendirikan sholat dengan menghadap ke kiblat. (Nice…..alhamdulillah)

Spoiler for masjid unik:


Spoiler for masjid unik:


Spoiler for view dari dalam masjid:


Usut punya usut…menurut warga sekitar, hal itu tidak lepas dari pengaruh kepercayaan kepada Prabu Brawijaya V. Nampaknya tokoh Brawijaya memang memberikan pengaruh yang besar pada kehidupan sosial warga sekitar pantai ini. Jadi…ceritanya berawal pada jaman Prabu Brawijaya V yang juga merupakan raja terakhir kerajaan Majapahit dan pada saat yang bersamaan pula dengan menanjaknya popularitas Kerajaan Demak dibawah pemerintahan Raden Patah yg juga adalah anak kesayangan Brawijaya. Pengikut aliran Kejawan merujuk pada salah satu putra Prabu Brawijaya V yang bernama Bondhan Kejawan. Kejawan sendiri sangat dekat tautannya dengan aliran Kejawen yang ada. Lokasi peribadatan dari kepercayaan Kejawan berada di sebuah joglo dekat masjid, sedangkan pengikut Kejawen mendirikan sebuah bangunan di atas bukit karang. Menurut legenda setempat Brawijaya tidaklah mati melainkan muksa. Sang Prabu dipercaya melakukan upacara muksa dengan membakar diri. Kobaran api dari upacara muksa itulah yang menjadikan nama pantai ini Ngobaran.

Spoiler for tempat ibadah lainnya:


Spoiler for tempat ibadah lainnya:


Spoiler for tempat ibadah lainnya:


Spoiler for tempat ibadah lainnya:



Pantai Nguyahan…

Sedikit berjalan ke arah barat dari Pantai Ngobaran….kita akan sampai di sebuah pantai yang bernama Nguyahan. Pantai ini memiliki ciri khas pantai daerah Gunungkidul yaitu pasir putih yang landai.

Spoiler for Pantai Nguyahan:


Kehidupan disini berbeda dengan Ngobaran yang menonjolkan sisi multikultural nya. Nguyahan sendiri identik dengan para pencari tumbuhan sejenis algae yang mereka sebut dengan suket (rumput) paris. Aktivitas mencari suket paris ini hanya akan kita temui ketika kondisi surut yang berarti hanya terjadi selama sekitar 4 hari tiap bulannya. Wajah2 bersahaja sibuk mengumpulkan suket paris yang kemudian dikeringkan dan dijual hanya dengan harga RP 1000,-/ kg nya. Jika air laut tidak sedang surut, mereka mengerjakan ladang di bukit2 sekitar pantai. Ladang itu pun bukan berarti bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, jika gerombolan monyet (kera ekor panjang) yang jumlahnya ratusan menyerang…..tanaman jagung atau ketela mereka bisa2 dilahap habis hanya dalam semalam.
Hmm…itulah keunikan Pantai Nguyahan beserta dengan warga yang tinggal di sekitarnya.

Spoiler for pencari suket paris:


Spoiler for pencari suket paris:


Spoiler for pencari suket paris:


Pantai Ngrenehan…

Pantai terakhir yang dikunjungi adalah Pantai Ngrenehan, pantai yang paling dikenal diantara tiga gugusan pantai ini. Pantai ini merupakan pantai nelayan…ciri2 khas nya adalah banyaknya kapal nelayan dan bau amis dari ikan. Eiiits….jangan salah, ada bau amis ikan berarti kita bisa borong ikan dengan harga relatif murah ataupun pesan untuk dimakan disana. Tidak salah menempatkan pantai ini di urutan terakhir kunjungan, pas laper….pas bisa makan ikan.

Cukup dengan RP 15000,- sudah dapat sepiring besar penuh dengan ikan yang cukup atau malah bisa dibilang kebanyakan untuk makan berempat. Tinggal pesen nasi dan minum nya. Sambel nya juga manstab jaya…..bisa request pake terasi ataupun mau yg jenis sambel lainnya, yang pasti puedeees khas lombok Gunungkidul yg kekurangan air. Kalau masih agak pagi, kita bisa memilih sendiri ikannya, ada tongkol, pari, dan juga keting. Nelayan biasanya melaut sebelum jam 4 pagi dan kembali ke pantai sekitar jam 10.

Yups….sementara cukup dulu, semoga bisa menjadi referensi bagi para traveller ataupun losteners yg ingin “get lost in Gunungkidul” menikmati keindahan pantai2 di tanah kapur Gunungkidul, Jogjakarta.

Spoiler for Pantai Ngrenehan:


Spoiler for Pantai Ngrenehan:


Spoiler for tambahan:
di pantai ngobaran ada sumber air tawar tepat di pinggir pantai. Sumber ini sering diambil warga sekitar, terutama hanya saat2 air surut. Sumber air ini juga dipompa ke atas kemudian dialirkan hingga ke daerah pantai Ngrenehan dan salah satunya dialirkan untuk mengisi bak air di masjid pantai ngrenehan.

and one more.....karna ada yg kurang setuju klo gunungkidul dibilang kurang air, sepertinya perlu ane lurusin ni. Jadi memang ada beberapa yg kesulitan air, tapi ada juga yg melimpah seperti di Banyusoco. Kalau sekarang jaringan pipa pengairan untuk air baku sudah banyak Gan.

sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6034010

No comments:

Post a Comment

berkomentarlah sesuai dengan topik diatas