Powered by Blogger.
Showing posts with label Astronomi. Show all posts
Showing posts with label Astronomi. Show all posts

Fenomena Supermoon Diseluruh Dunia

Sunday, March 20, 2011

http://hermawayne.blogspot.com
http://hermawayne.blogspot.com
http://hermawayne.blogspot.com
http://hermawayne.blogspot.com
http://hermawayne.blogspot.com
http://hermawayne.blogspot.com
http://hermawayne.blogspot.com
http://hermawayne.blogspot.com
http://hermawayne.blogspot.com
http://hermawayne.blogspot.com
http://hermawayne.blogspot.com
http://hermawayne.blogspot.com
http://hermawayne.blogspot.com
http://hermawayne.blogspot.com
http://hermawayne.blogspot.com
http://hermawayne.blogspot.com
http://hermawayne.blogspot.com
http://hermawayne.blogspot.com
http://hermawayne.blogspot.com
http://hermawayne.blogspot.com
http://hermawayne.blogspot.com
http://hermawayne.blogspot.com
http://hermawayne.blogspot.com 

Gempa Jepang Bukan karena Fenomena Supermoon

Sunday, March 13, 2011



Banyak yang mengaitkan bencana alam dengan fenomena Supermoon, yaitu kondisi saat bulan berada di titik terdekat dengan bumi. Namun, ilmuwan dari US Geological Survey (USGS) mati-matian membantahnya.

"Gempa bumi dahsyat dan tsunami yang melanda Jepang 11 Maret lalu adalah "sama sekali tidak berhubungan" atau mendekati Supermoon," kata John Bellini, ahli geofisika USGS.

Supermoon akan terjadi pada tanggal 19 Maret, ketika bulan berada pada titik orbit terdekat - lunar perigee - dan terjadi purnama. Sebelumnya, sejumlah peramal mengaitkan bencana alam dengan fenomena ini, kendati para seismolog tidak menemukan bukti untuk percaya bahwa upermoon meningkatkan aktivitas seismik. "Bukti terbaik bahwa gempa ini bukan disebabkan oleh Supermoon adalah bahwa hal itu terjadi sekarang - bukan saat Supermoon terjadi."

Menurutnya, adalah sebuah korelasi yang sangat kecil antara bulan penuh atau baru dengan kegiatan seismik. "Gaya pasang surut yang lebih kuat dari biasanya disebabkan oleh penyelarasan matahari dan bulan ditambah tekanan pada lempeng tektonik."

Gempa Jepang terjadi saat matahari dan bulan pada posisi tak selaras- saat gaya pasang surut pada posisi paling lemah. Mengesampingkan fakta bahwa bulan tidak memicu gempa bumi besar, menyalahkan gempa ini pada Supermoon adalah seperti menyalahkan seseorang yang tengah berada di luar kota sebagai pemantik api penyebab sebuah kebakaran hebat.

Gempa Jepang, kata Bellini, menunjukkan fakta bahwa astrologi - astrolog lah yang mempunyai teori Supermoon bisa menjadi ancaman - bukan ilmu. "Bahwa gempa ini terjadi seminggu sebelum Supermoon adalah kebetulan belaka. Sebagian besar gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi dan bencana alam tidak mengikuti siklus bulan. Ini adalah sesuatu teori yang dibangun di atas ratusan tahun lalu," kata Bellini.
 

Mungkinkah Bulan Super Mampu Mengguncang Cuaca Bumi?

Saturday, March 12, 2011

Minggu depan adalah saat yang paling ditunggu astronom amatir. 19 Maret 2011 menjadi titik Bumi paling dekat dengan bulan, sejak 2005.

Peristiwa 19 Maret, sering dikenal dengan nama 'lunar perigee' dan Bulan Super, menjadi saat yang dinanti mengingat bulan berada di garis lurus sepanjang 22.561 mil dari Bumi, jarak terdekat dengan planet ketiga dari Matahari ini.

http://static.inilah.com/data/berita/foto/1306322.jpg
Media internet telah dibanjiri ilmuwan amatir dengan pola pikir konspirasi yang terus menerus memberi peringatan bahwa Bulan Super akan mengganggu pola iklim bumi serta menyebabkan gempa bumi dan aktivitas gunung berapi yang membahayakan masyarakat.

Bulan Super pernah terjadi pada 1955, 1974, 1992 dan 2005. Yang menarik, di tahun-tahun tersebut terjadi peristiwa cuaca ekstrim. Di Indonesia misalnya, terjadi tsunami Aceh yang menewaskan ratusan ribu penduduk.

Peristiwa itu bertepatan dua minggu sebelum Bulan Super pada Januari 2005. Selain itu, ada pula peristiwa angin topan ganas Siklon Tracy yang menghancurkan kota Darwin, Australia.

Tapi Pete Wheeler dari International Centre for Radio Astronomy memandang semua peringatan soal kiamat atau bencana besar dengan skeptis. "Tidak akan ada gempa bumi atau gunung berapi yang meletus kecuali memang itu seharusnya terjadi," katanya.

Bumi hanya mengalami air surut lebih rendah dari biasanya dan air pasang lebih tinggi dari normal pada masa itu, kata Wheeler lagi.

Astronom Australia David Reneke juga tidak setuju dengan teori konspirasi yang beredar di masyarakat, mengingat pihak-pihak itu selalu saja menemukan hubungan antara bencana alam dengan hal yang sifatnya tidak logis.

"Jika Anda mencoba mencari tahu lebih lama, akan muncul kronologis bahwa bencana alam memang berkaitan dengan langit seperti komet, planet lain dan matahari. Namun, tidak serta merta menyalahkan satu fenomena dengan bencana," kata Reneke.

Sumber :
teknologi.inilah.com

Gawat! Bumi Akan Ditabarak Asteroid Pada 2036

Friday, March 4, 2011

Para ahli astronomi Rusia memperkirakan bahwa asteroid Apophis akan menabrak Bumi pada 13 April 2036.

"Apophis akan mencapai Bumi dalam jarak 37 ribu hingga 38 ribu kilometer pada 13 April 2029. Sepertinya asteroid itu akan menabrak Bumi pada 13 April 2036," kata Profesor Leonid Sokolov dari Universitas Negeri Saint Petersburg, Rabu (2/2).

Namun ilmuwan mengatakan bagaimana pun kesempatan tabrakan pada 2036 sangatlah kecil dengan mengatakan bahwa asteroid sepertinya akan terpecah menjadi bagian-bagian kecil dan tabrakan dengan Bumi yang lebih kecil dapat terjadi pada tahun-tahun berikutnya.

"Tugas kami adalah untuk memikirkan dan mengembangkan ragam rencana alternatif serta rancangan tindakan yang bergantung pada hasil pengamatan Apophis lebih jauh," kata Sokolov.

Asteroid tersebut ditemukan pada 2004 dan dianggap sebagai ancaman terbesar bagi planet Bumi walaupun ilmuwan NASA mengatakan kemungkinan tabrakan berbahaya dengan Bumi pada 2036 tidak bisa dipastikan.

Badan Antariksa Rusia mengumumkan rencananya lebih awal untuk mempertimbangkan program dalam mencegah tabrakan asteroid besar itu dengan Bumi.

Misteri Kawah Kembar di Mars

Thursday, March 3, 2011

Wahana ruang angkasa HiRISE milik Badan Antariksa Jepang (JAXA) merekam kawah kembar dan berdempetan di permukaan Mars yang lebarnya hampir sama.

Hal tersebut menimbulkan spekulasi bagaimana kedua kawah dapat terbentuk demikain. Salah satu hipotesa untuk mengungkap misteri kawah kembar Mars adalah terjadinya hantaman oleh dua meteorit sekaligus.

http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2011/03/02/2332248620X310.jpg
"Jika sebuah tubrukan terjadi satu per satu, kawah baru akan di atas kawah yang lama. Tapi ini sangat simetris, jadi mereka tercipta pada saat yang sama," kata Ian O'Neill, kontributor Discovery News.

Pertanyaannya, bagaimana hal itu terjadi? Awalnya meteor itu mungkin hanya satu, tapi kemudian terbelah menjadi dua ketika masuk ke dalam atmosfer Mars. Kebetulan, kedua belahan itu berukuran hampir sama dan jatuh di tempat yang sangat dekat, bahkan saling berdampingan.

Tercatat pada situs web HiRISE kalau asteroid dan komet bisa terpecah jadi dua ketika masuk ke dalam atmosfer sebuah planet. Asteroid Itokawa, yang dikunjungi oleh Hayabusa, pesawat luar angkasa milik Jepang, punya dua bagian.

Mars bukan hanya punya kawah kembar dua, tapi juga punya kawah kembar tiga. Akan tetapi, kawah kembar tiga ini tidak tampak sejelas kawah kembar dua. "Mungkin karena kawah ini lebih tua dan sudah tergerus," jelas O'Neill.

Namun, bagaimana sebenarnya yang memicu terbentuknya dua kawah kembar tersebut masih menjadi misteri hingga kini.

Sumber :
sains.kompas.com

Alam Semesta Telah Dirancang Dengan Ketepatan Yang Sempurna

Sunday, February 27, 2011

Salah satu temuan mutakhir di dunia sains yang menjadi buah bibir di kalangan ilmuan adalah apa yang disebut prinsip antropis. Prinsip ini mengungkapkan bahwa setiap detail yang terdapat di alam semesta telah dirancang dengan ketepatan yang sempurna untuk memungkinkan manusia hidup. Contoh kecil dari prinsip antropis ini dapat kita temukan pada fakta-fakta yang berkaitan dengan keberadaan bumi. Dalam hal ini, seorang astronom Amerika Hugh Ross dalam bukunya yang berjudul The Fingerprint of God, Recent Scientific Discoveries Reveal the Unmistakable Identitiy of the creator telah membuat daftarnya sendiri sebagai berikut.

1. Jarak bumi dengan matahari

Jarak matahari ke bumi adalah 149.669.000 kilometer (atau 93.000.000 mil). Jarak ini dikenal sebagai satuan astronomi dan biasa dibulatkan (untuk penyederhanaan hitungan) menjadi 148 juta km. Dibandingkan dengan bumi, diameter matahari kira-kira 112 kalinya. Gaya tarik matahari kira-kira 30 kali gaya tarik bumi. Sinar matahari menempuh masa delapan menit untuk sampai ke Bumi.
Spoiler for gambar:
-Jika lebih jauh: planet bumi akan terlalu dingin bagi siklus air yang stabil
-Jika lebih dekat: planet bumi akan terlalu panas bagi siklus air yang stabil



2. Gravitasi di permukaan bumi

Gravitasi permukaan dari sebuah obyek astronomi (planet, bintang, dll.) adalah percepatan gravitasi yang berlaku pada permukaan obyek tersebut. Gravitasi permukaan bergantung pada massa dan radius obyek tersebut. Seringkali gravitasi permukaan dinyatakan sebagai rasio dengan harga yang berlaku di Bumi.
Spoiler for gambar:

-Jika lebih kuat: atmosfer bumi akan menahan terlalu banyak gas beracun (amoniak dan methana)
-Jika lebih lemah: atmosfer bumi akan terlalu tipis karena banyak kehilangan udara



3. Periode rotasi bumi

Rotasi Bumi merujuk pada gerakan berputar planet Bumi pada sumbunya dan gerakan di orbitnya mengelilingi matahari.
Masa rotasi Bumi pada sumbunya dalam dalam hubungannya dengan bintang ialah 23 jam, 56 menit dan 4.091 detik. Masa rotasi dalam kaitannya dengan matahari ialah 24 jam.

Spoiler for gambar:

-Jika lebih lama: perbedaan suhu pada siang dan malam hari terlalu besar
-Jika lebih cepat: kecepatan angin pada atmosfer terlalu tinggi


4. Albedo

Albedo merupakan sebuah besaran yang menggambarkan perbandingan antara sinar matahari yang tiba di permukaan bumi dan yang dipantulkan kembali ke angkasa dengan terjadi perubahan panjang gelombang (outgoing longwave radiation). Perbedaan panjang gelombang antara yang datang dan yang dipantulkan dapat dikaitkan dengan seberapa besar energi matahari yang diserap oleh permukaan bumi.
Spoiler for gambar:

-Jika lebih besar: Zaman es tak terkendali akan terjadi
-Jika lebih kecil: efek rumah kaca tak terkendali akan terjadi


5. Aktivitas gempa
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
Spoiler for gambar:

-Jika lebih besar: terlalu banyak makhluk hidup binasa
-Jika lebih kecil: bahan makanan dasar laut tidak akan didaur ulang ke daratan melalui pengangkatan tektonik


6. Ketebalan kerak bumi

Kerak bumi adalah lapisan terluar Bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Penyusun kerak samudra yang utama adalah batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt.
Kerak bumi dan sebagian mantel bumi membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan total kurang lebih 80 km.
Spoiler for gambar:

-Jika lebih tebal: terlalu banyak oksigen berpidah dari atmosfer ke kerak bumi
-Jika lebih tipis: aktivitas tektonik dan vulkanik akan terlalu besar



7. Medan magnet bumi

Magnetosfer Bumi adalah suatu daerah di angkasa yang bentuknya ditentukan oleh luasnya medan magnet internal Bumi, plasma angin matahari, dan medan magnet antarplanet. Di magnetosfer, campuran ion-ion dan elektron-elektron bebas baik dari angin matahari maupun ionosfir bumi dibatasi oleh gaya magnet dan listrik yang lebih kuat daripada gravitasi dan tumbukan.
Spoiler for gambar:

-Jika lebih kuat: badai elektromagnetik akan terlalu merusak
-Jika lebih lemah: kurangnya perlindungan dari radiasi berbahaya yang berasal dari luar angkasa



8. Interaksi gravitasi dengan bulan

Bulan yang ditarik oleh gaya gravitasi Bumi tidak jatuh ke Bumi disebabkan oleh gaya sentrifugal yang timbul dari orbit Bulan mengelilingi bumi. Besarnya gaya sentrifugal Bulan adalah sedikit lebih besar dari gaya tarik menarik antara gravitasi Bumi dan Bulan. Hal ini menyebabkan Bulan semakin menjauh dari bumi dengan kecepatan sekitar 3,8cm/tahun.
Spoiler for gambar:
-Jika lebih besar: efek pasang surut pada laut, atmosfer dan periode rotasi semakin merusak
-Jika lebih kecil: perubahan tidak langsung pada orbit menyebabkan ketidakstabilan iklim



9. Kadar karbondioksida dan uap air dalam atmosfer
Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet.
Atmosfer tidak mempunyai batas mendadak, tetapi agak menipis lambat laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar.

Spoiler for gambar:

-Jika lebih besar: efek rumah kaca tak terkendali akan terjadi
-Jika lebih kecil: efek rumah kaca tidak memadai



10. Kadar ozon dalam atmosfer

Ozon terdiri dari tiga molekul oksigen dan amat berbahaya pada kesehatan manusia. Secara alamiah, ozon dihasilkan melalui percampuran cahaya ultraviolet dengan atmosfer bumi dan membentuk suatu lapisan ozon pada ketinggian 50 kilometer.
Ozon tertumpu di bawah stratosfer di antara 15 dan 30 km di atas permukaan bumi yang dikenal sebagai 'lapisan ozon'. Ozon dihasilkan dengan pelbagai persenyawaan kimia, tetapi mekanisme utama penghasilan dan perpindahan dalam atmosfer adalah penyerapan tenaga sinar ultraviolet (UV) dari matahari.

Spoiler for gambar:
-Jika lebih besar: suhu permukaan bumi terlalu rendah
-Jika lebih kecil: suhu permukaan bumi terlalu tinggi, terlalu banyak radiasi ultraviolet



Daftar di atas hanyalah sedikit contoh dari sekian banyaknya data yang melimpah tentang adanya prinsip Antropis. Namun, yang sedikit inipun cukup untuk menghancurkan mitos yang dipercaya para ilmuan materialis, yaitu bahwa keberadaan bumi beserta kehidupan yang terdapat padanya terjadi secara kebetulan melalui serangkaian persitiwa acak tanpa perencanaan. Siapapun yang mempelajari data-data ini tidak akan gagal untuk sampai pada kesimpulan bahwa bumi ini merupakan tempat yang telah dirancang dengan tingkat kerumitan yang tak terbayangkan dan dengan kesesuaian yang sempurna demi keberlangsungan kehidupan di dalamnya.



sumber : kaskus

Kebenaran Foto Neil Amstrong di Bulan Yang Kontroversial

Monday, February 21, 2011

Benarkah Neil Amstrong adalah manusia pertama yang menginjakkan kakinya di bulan ?

Benarkah Neil Amstrong Telah Benar-benar Menginjakkan Kakinya dibulan Dengan Selamat

Baru Baru ini telah terungkap fakta yang mengejutkan tentang keaslian foto di NASA

Inilah bukti barunya ….

Spoiler for Foto:
[/spoiler]

nilah yang dunia lihat tentang foto tersebut

Tetapi sadarkah anda ada bayangan yang tertutup dalam foto tersebut ?????????…….

Sekarang mari kita lihat foto sebenarnya………………..!!!!!
Spoiler for foto:


Oooh……Ternyata Pak Slamet Duluan Yang Sampe Di Bulan ……….

Bukan Neil Amstrongg……..Wallaaaahh…………………….[kaskus]

Wow, Ternyata Ada Juga Bagian Mars yang Berwarna Biru

Friday, February 18, 2011

Planet Mars memang terkenal dengan sebutan planet merah. Tapi, tak seluruh permukaan Mars berwarna merah ketika dicitrakan.

Hasil jepretan Mars Reconaissance Orbiter NASA menunjukkan bahwa ada bagian planet itu yang berwarna biru, seperti Bumi.

http://kcdn5.stat.k.kidsklik.com/data/photo/2011/02/18/1309291620X310.jpg
Hasil jepretan yang dipublikasikan di New Scientist itu ialah bukit pasir di Kawah Rabe, wilayah berdiameter 100 kilometer di dataran tinggi belahan selatan Mars. Gundukan itu benar-benar tampak biru, seperti lautan bumi tampak dari udara.

Bukit pasir itu menutupi sebagian wilayah Kawah Rabe. Bukit pasir terbentuk dari pasir basalt di dasar kawah dan dibentuk oleh angin Mars. Citra lebih dekat menunjukkan pegunungan berstruktur mirip sidik jari, lembah, dan riak-riak.

Pertanyaan yang muncul adalah, mengapa bagian gundukan pasir tampak berwarna lebih gelap dibanding wilayah kawah lain?

Salah satu kemungkinannya adalah pasir di dasar kawah bukan pasir lokal, tetapi pasir dari daerah lain yang terjebak oleh kondisi topografis daerah tersebut. Tidak ada uraian mengapa wilayah tersebut berwarna biru.

Sumber :
sains.kompas.com

Dari Mana ya, Bintang-Bintang Mendapatkan Warnanya?

Friday, February 18, 2011

Bintang kita, Matahari, berwarna kuning sangat pucat. Tetapi bintang-bintang memiliki ragam warna yang mencengangkan.

Ada satu kelompok bintang yang disebut "Kotak Permata." Di tengah angkasa yang hitam beludru terdapat sebidang bintang-bintang biru safir, dengan satu bintang oranye berkilau di tengah.


Perbedaan warna bintang tergantung pada suhu mereka yang sangat berbeda-beda. Beginilah cara kerjanya.

Cahaya adalah radiasi yang bergerak dalam gelombang. Jarak antara puncak satu gelombang dan puncak gelombang berikutnya disebut sebagai panjang gelombang.

Gelombang cahaya sangat pendek. Sependek apa? Bayangkan membagi satu sentimeter menjadi 100.000 bagian. Beberapa dari bagian ini disatukan adalah panjang gelombang cahaya.

Kita tahu dari pengalaman sehari-hari bahwa warna sebuah benda dapat berubah saat suhunya berubah.

Ambil tongkat besi dan masukkan ke perapian. Saat besi hitam dingin tadi memanas, kilau pucat kemerahan menyebar di permukaannya.

Saat bertambah panas, besi menjadi makin merah. Kalau kamu masih bisa terus memanaskan, besi itu akan berubah dari merah ke oranye ke kuning ke putih, dan akhirnya ke biru.

Para ilmuan telah menemukan hukum alam yang memberi tahu bagaimana warna dan suhu berhubungan. Saat zat bertambah panas, kebanyakan radiasi datang darinya memiliki lebih banyak energi dan panjang gelombang yang lebih pendek.


Cahaya biru memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada cahaya merah. Jadi benda panas yang mengeluarkan cahaya biru tentunya lebih panas dari pada yang berkilau merah.

Atom gas-gas panas dalam bintang mengeluarkan partikel-partikel cahaya yang disebut foton. Semakin panas gas, semakin tinggi energi foton, dan semakin pendek gelombang cahayanya.

Jadi bintang paling panas dan paling muda mengeluarkan cahaya putih kebiruan. Dengan terpakainya bahan bakar nuklir, mereka cenderung mendingin.

Akibatnya, bintang tua yang mendingin biasanya mengeluarkan cahaya merah. Bintang setengah baya, seperti Matahari, bersinar kuning.

Matahari kita jaraknya hanya 150 juta km. Kita dapat melihat dengan jelas apa warnanya. Tetapi bintang-bintang yang lebih jauh dari Matahari berjarak trilyunan km lebih, dan sukar untuk diketahui, walaupun dengan teleskop yang paling kuat sekalipun.

Jadi para ilmuan membiarkan sinar bintang yang datang melewati filter-filter, atau melalui alat yang disebut spektograf. Ini mengungkapkan berapa banyak cahaya dari setiap panjang gelombang yang datang dari sebuah bintang.

Para astronom menetukan warna keseluruhan sebuah bintang dengan mencatat panjang gelombang cahaya mana yang paling kuat.

Begitu mereka mengetahui warnanya, maka mereka dapat menerka suhu permukaannya menggunakan rumus matematika sederhana. Dengan suhu itu, mereka juga bisa mendapatkan gambaran berapa umur bintang itu.

Sumber :
kaskus.us

Dua Galaksi Ciptakan Black Hole Raksasa

Thursday, February 17, 2011

Gambar di bawah ini mirip cincin permata luar angkasa. Yang mengejutkan, cincin lubang hitam itu berasal dari Arp 147, sepasang galaksi sejauh 430 juta tahun cahaya dari Bumi.

http://static.inilah.com/data/berita/foto/1241752.jpg
Gambar komposit ini berasal dari data yang dikumpulkan Chandra X-ray Observatory dan Hubble Space Telescope milik NASA. Informasi Chandra menyebutkan data optik warna merah muda, sedangkan Hubble berwarna merah, hijau dan biru.

Arp 147 terdiri dari sisa galaksi spiral yang bertabrakan dengan galaksi elips. Tabrakan ini menghasilkan gelombang formasi bintang sehingga tampak cincin biru.Hal tersebut mengandung banyak bintang muda.

Bintang-bintang tersebut mengalami evolusi dalam beberapa juta tahun kemudian meledak, seperti supernova, sehingga menciptakan bintang-bintang neutron dan lubang hitam. Sebuah fraksi bintang neutron dan lubang hitam akan membentuk bintang pendamping.

Sembilan sumber X-ray di sekitar cincin Arp 147 tampak sangat bersinar dibandingkan lubang hitam karena memiliki bobot 10 hingga 20 kali lebih besar dari matahari. Sumber X-ray juga terdeteksi di inti galaksi merah.

Berdasarkan pengamatan ultraviolet dan teleskop NASA, ilmuwan bisa memprediksi model evolusi bintang biner sehingga memahami pembentukan bintang terkuat mungkin berakhir 15 juta tahun lalu, dalam kerangka waktu Bumi.

Hasil penelitian disampaikan penulis Saul Rappaport, Alan Levine dan Benjamin Steinhorn dari Massachusetts Institute of Technology bersama dengan David Pooley dari Eureka Scientific, di jurnal Astrophysical.

Sumber :
teknologi.inilah.com

Erupsi Dahsyat Bintik Matahari Mengarah Ke Bumi

Wednesday, February 16, 2011

Pada tanggal 13 Februari 2011 pada pukul 23.38 wib, bintik Matahari 1158 melepaskan flare Matahari yang cukup besar dengan skala M6,6 dan erupsi tersebut mencapai puncaknya pada tanggal 15 Februari 2011 jam 08.56 wib saat ia kembali melepaskan flare Matahari dengan skala X2.

http://langitselatan.com/wp-content/uploads/2011/02/m7flare_13Feb.jpg
Flare Matahari yang dilepaskan Bintik Matahari 1158. 
Kredit : SDO/NASA

Skala atau Kelas X2 merupakan tipe flare Matahari yang paling kuat dan menjadi erupsi pertama dari Siklus Matahari ke-24 yang akan berlangsung di waktu yang akan datang.

Kedua erupsi yang terjadi pada tanggal 13 dan 15 Februari ini direkam oleh Solar Dynamic Observatory milik NASA dan SDO juga berhasil melihat radiasi ultra ungu yang ekstrim yang muncul dari flare tersebut.

Selain mengirimkan radiasi UV (ultraungu) ke Bumi, ledakan ini juga melontarkan CME (lontaran massa korona) ke arah Bumi.

Pada film yang diambil STEREO-B, tampak perluasan awan dan diduga badai geomagnetik akan terjadi saat CME tiba di Bumi pada tanggal 17 Februari 2011.

Saat CME mencapai Bumi, ia akan berinteraksi dengan medan magnet di Bumi dan berpotensi untuk menimbulkan badai geomagnetik.

Pada kejadian tersebut, aliran partikel Matahari akan mengalir turun sesuai dengan garis-garis medan magnetik Bumi ke kutub-kutub Bumi dan bertabrakan dengan atom nitrogen dan oksigen di atmosfer.

Saat itulah para pengamat di lintang tinggi akan dapat menikmati  aurora atau tirai cahaya warna warni. Tidak akan ada efek signifikan bagi Bumi.

Dampak yang mungkin terjadi, antara lain gangguan pada jaringan listrik karena transformator dalam jaringan listrik akan mengalami kelebihan muatan, gangguan telekomunikasi (merusak satelit, menyebabkan black-out frekuensi HF radio, dll), navigasi, dan menyebabkan korosi pada jaringan pipa bawah tanah.

Pengamatan terjadinya flare atau semburan Matahari pada tanggal 15 Februari 2011 juga dilakukan oleh Alfan Nasrulloh dengan menggunakan teleskop radio JOVE dari observatorium Bosscha. Selain data terjadinya semburan, para pengamat juga berhasil merekam suara dari semburan radio tersebut.

Hasil ini merupakan milestone atau tonggak sejarah yang besar dalam pengembangan teleskop Radio JOVE di Observatorium Bosscha.

Dengan hasil tersebut, Observatorium Bosscha bisa terlibat aktif di radio (frekuensi rendah) untuk “menyambut” siklus aktifitas matahari ke-24 dengan puncak aktifitas matahari sekitar 2012-2014 dalam bentuk solar patrol.


Flare Matahari skala M6,6 tanggal 13 Februari 2011

Sebelum bintik Matahari 1158 melepas flare dengan skala X2, pada tanggal 13 Februari 2011, ia juga melepaskan ledakan dengan skala M6,6 yang berhasil direkam oleh SDO milik NASA.

Erupsi tersebut menyebabkan terjadinya ledakan keras pada gelombang radio yang bisa didengar oleh penerima gelombang pendek di siang hari.

Thomas Ashcraft di New Meksiko berhasil merekam suara tersebut pada gelombang 19 - 21 MHz. Menurut Thomas, itu merupakan letupan gelombang radio terkuat dalam siklus Matahari yang baru ini.

Sumber terjadinya flare Matahari tersebut yakni bintik Matahari 1158 berkembang sangat cepat dan area aktifnya sudah memiliki lebar lebih dari 100000 km, dengan setidaknya ada selusin inti hitam seukuran Bumi tersebar dibawah kanopi magnetik yang tidak stabil.

Awan lontaran massa korona dari flare Matahari tanggal 13 Februari ini juga bergerak ke Bumi dan menghasilkan aurora yang spektakuler bagi pengamat di lintang tinggi

Aurora yang tampak di Henningsvaer, Lofoten, Norwegia.
Kredit : Gabi & Gunter Reichert.


Aurora yang tampak dari area Murmansk, Russia.
  Kredit : Valentin Jiganov

Sumber :
langitselatan.com

Astronom Temukan Planet Terbesar di Tata Surya

Wednesday, February 16, 2011

Astronom menemukan planet baru di tata surya berukuran empat kali bobot Jupiter. Orbit planet terbesar ini ribuan kali lebih jauh dari Matahari ke Bumi.

Data yang bisa membuktikan keberadaan Tyche, gas raksasa di luar awan Oort, akan dirilis akhir tahun ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan NASA.

http://www.space.com/images/i/5849/i02/081211-am-comets3-02.jpg?1292271677
Profesor Daniel Whitmire dari University of Louisiana, Lafayette, percaya planet itu terdiri dari hidrogen dan helium.

Sama seperti Jupiter, Tyche memiliki cincin awan. Karena ukurannya yang besar, kemungkinan besar diteliti secara jelas membutuhkan waktu dua tahun.

Tyche diperkirakan pula, sama seperti Pluto, memiliki temperatur minus 73 derajat Celcius. Awalnya, planet ini disangka sebagai komet.

Jika dikonfirmasi sebagai planet baru, maka objek ini akan menjadi planet kesembilan berdasarkan persetujuan Persatuan Astronomi Internasional.

Sumber :
teknologi.inilah.com

Bau Ruang Angkasa seperti "Steak" Bakar

Friday, February 11, 2011

Angkasa luar ternyata memiliki bau yang kebanyakan bersumber dari bintang yang hampir mati. Campuran asap solar, logam panas, dan aroma bakaran barbeque, kira-kira seperti itulah bau ruang angkasa.

Campuran bebauan dari bintang mati itu disebut polycyclic aromatic hydrocarbons.

http://kcdn1.stat.k.kidsklik.com/data/photo/2010/12/06/1002287620X310.jpg
Menurut penemu dan Direktur Laboratorium Astrofisika dan Astrokimia Pusat Penelitian Ames NASA, Louis Allamandola, molekul-molekul tersebut sepertinya berada di seluruh ruang angkasa.

"Molekul tersebut juga melayang di sana selamanya, di dalam komet, meteor, dan debu angkasa," tuturnya. Hidrokarbon itu bahkan disebut-sebut sebagai bentuk awal kehidupan di Bumi. Karena itu, hidrokarbon dapat ditemukan pada batu bara, minyak, dan makanan.

Astronot sering kali melaporkan mencium bau steak bakar setelah berjalan di ruang angkasa. Walaupun manusia tidak bisa menghirup bebauan di ruang angkasa, saat astronot berada di luar stasiun ruang angkasa, senyawa dan komponen antariksa menempel pada baju mereka dan ikut masuk ke stasiun.

Bau ruang angkasa tercium dengan jelas saat tiga tahun lalu NASA memerintahkan Steven Pearce, pembuat wewangian Omega, untuk kembali dan menciptakan bau yang cocok untuk simulasi.

Allamandola menjelaskan, sistem tata surya kita baunya tajam dan pedas karena kaya akan karbon dan rendah oksigen.

Analoginya sama dengan mobil. Jika kekurangan oksigen di dalam mobil, maka akan terlihat jelaga hitam dan bau busuk. Bintang yang kaya oksigen tercium seperti arang terpanggang.

Saat nanti kita dapat meninggalkan galaksi, baunya akan semakin menarik. Di dalam ruang angkasa yang gelap dan molekul penuh debu,  bau gula manis hingga bau telur busuk dan belerang akan tercium.

Sumber :
nationalgeographic.co.id

Ilmuwan Temukan Rahasia Bukit Pasir Mars

Monday, February 7, 2011

Bukit pasir Planet Mars dianggap sudah membeku sepanjang waktu. Namun ilmuwan menemukan salah satu pemandangan paling aktif dan penuh gejolak di planet merah itu.

http://static.inilah.com/data/berita/foto/1212292.jpg
Bidang gundukan yang mencakup wilayah berukuran tiga kali lipat Inggris ini berada di sekitar tepi kutub utara Mars. Foto diambil dengan kamera resolusi tinggi milik NASA, mengungkapkan bukit pasir gelap ini malah berubah secara bertahap.

Kamera HiRISE itu mengambil gambar di area yang sama setiap Mars Reconnaissance Orbiter, NASA, melewati wilayah itu selama empat tahun.

Penemuan yang diterbitkan di jurnal Science ini berhasil mengejutkan operator kamera luar angkasa di University of Arizona.

“Jumlah bukit dan perubahan gelombang di kawasan itu sangat menakjubkan,” ujar wakil peneliti utama HiRISE Candice Hansen.

Tim menemukan setiap musim berganti, es karbondioksida menjadi agen utama perubahan sehingga memunculkan hembusan angin yang kuat.

Lapisan musiman karbondioksida yang beku atau es kering yang menyelimuti kawasan itu di musim dingin segera berubah menjadi gas di musim semi.

“Ini adalah aliran gas yang membuat stabil pasir Mars, menyebabkan longsoran pasir dan menciptakan ceruk baru serta menciptakan bukit pasir Mars baru,” kata Hansen lagi.

Awalnya, model atmosfer Mars tidak dapat memprediksi fitur dan lanskap Mars. “Memahami bagaimana perubahan Mars setiap hari dapat menjadi langkah pertama proses kunci memahami dasar materi Mars dan perubahan sepanjang waktu,” ujar peneliti utama HiRISE Alfred McEwen.

Ada banyak kejadian di Mars yang mencakup musiman salju karbondioksida. Hal ini, kata McEwen, sebuah proses yang tidak dapat dilihat dari Bumi.

Sumber :
teknologi.inilah.com