Powered by Blogger.

Inilah Racun dan Pestisida Yang Diduga Penyebab Penyakit Parkinson

Monday, February 14, 2011


Orang yang terpapar dua varitas spesifik pestisida memiliki peluang 2,5 kali lebih besar untuk menderita penyakit parkinson. Hal itu diungkapkan sejumlah peneliti Amerika Serikat.

Pestisida, parakuat dan rotenone, terlarang untuk penggunaan di rumah dan taman. Penelitian sebelumnya pada hewan telah mengaitkan parakuat dengan penyakit parkinson, sehingga penggunaannya dibatasi hanya untuk pengguna bersertifikat. Rotenone hanya diperbolehkan untuk digunakan sebagai pembunuh spesies ikan ganas.

"Rotenone langsung menghambat fungsi mitokondria, jaringan yang bertanggung jawab untuk menghasilkan energi dalam sel," kata rekan peneliti Freya Kamel, peneliti di Institut Nasional Ilmu Kesehatan Lingkungan.

"Parakuat meningkatkan produksi turunan oksigen tertentu yang dapat membahayakan struktur sel. Orang yang menggunakan pestisida jenis ini atau yang lain dengan efek yang memiliki peluang lebih besar untuk menderita penyakit parkinson."

Penelitian ini meneliti 110 orang dengan penyakit parkinson dan 358 orang yang menjabat sebagai kelompok kontrol dari Gerakan Pertanian dan Evaluasi (FAME).

FAME adalah bagian dari penelitian kesehatan pertanian yang lebih besar, yang mengamati kesehatan sekitar 90.000 pengguna pestisida berlisensi dan pasangan mereka. Penelitian ini muncul dalam perspektif jurnal Kesehatan Lingkungan.

Sebelumnya para ilmuwan menemukan bukti baru bahwa zat racun yang diproduksi oleh otak menjadi pemicu kerusakan sel penyebab terjadinya penyakit Parkinson.

Para peneliti di Saint Louis University menemukan bahwa racun otak yang disebut DOPAL membunuh dopamine neurons dan memicu terjadinya penyakit tersebut.

Parkinson adalah penyakit berkurangnya kemampuan untuk menggerakkan otot secara benar. Penyakit ini menyerang dua persen orang berusia 65 tahun ke atas dan 4-5 persen orang berusia 85 tahun ke atas.

Pergerakan otot yang tak terkendali itu akibat hilangnya dopamine neurons. Ciri-ciri seseorang terkena penyakit Parkinson adalah ketika sedang diam ada sebagian otot yang terus bergetar.

Dopamine, zat kimia yang mengkoordinasikan fungsi neurons untuk mengkontrol pergerakan otot tubuh, diproduksi oleh sel urat syaraf di substantia nigra.

Ketika 80 persen dari sel tersebut mati atau rusak, gejala penyakit parkinson mulai muncul, termasuk tubuh yang bergetar, pergerakan yang melamban, kaku, dan kesulitan untuk menjaga keseimbangan tubuh.

“Dalam kasus penyakit parkinson, kita tahu bahwa matinya sel dopamine menjadi penyebab timbulnya gejala tersebut. Tapi tak ada yang mengetahui mengapa sel-sel itu bisa mati,” kata W. Michael Panneton, ketua tim peneliti.

Jika dilihat dari sisi sel, tak banyak yang mengetahui penyebabnya. Para dokter tahu bahwa pasien parkinson kehilangan dopamine neurons pada sebagian otaknya di dalam substantia nigra.

Stadium lanjutan kehilangan lebih banyak dopamine di dalam otak disebut striatum. Dan jumlah keseluruhan protein yang hilang disebut alpha-synuclein.

Untuk sebgaian orang, protein tersebut saling berhimpitan. Para peneliti menemukan bahwa DOPAL yang menyebabkan protein alpha-synuclein di otak hilang.

Akibatnya jumlah DOPAL semakin banyak yang menyebabkan matinya dopamine sel, yang selanjutnya akan menyebabkan orang mengalami Parkinson
 

No comments:

Post a Comment

berkomentarlah sesuai dengan topik diatas